Begin Again

Hari ini Hari Sabtu, minggu pertama di bulan yang katanya bulan cinta? Hahaha, lucu juga. Disini hujan, deras banget, dari sore tadi. Udah lama sih nggak nulis lagi.. I think I'm going to give a try

Someone hit my Direct Message on Instagram and said; "Dasar bocah labil, dikira lo bangga bisa ganti-ganti pacar?" Well, I don't take it as a serious issue, but yes.. I concerned about the "bangga bisa ganti-ganti pacar" thing. 

Yes again, now I'm in relationship with someone.. After I broke up about six months ago. Menarik juga sih, dimana ketika lo memutuskan untuk keluar lebih dulu, memulai hidup yang baru, bahagia lebih dulu, dianggap sebagai tokoh antagonis dalam hubungan yang sebenernya udah lama juga selesainya. And I finished the whole things between me and my former boyfriend. 

Gue bukan orang yang suka cari masalah dengan laki-laki yang pernah jadi bagian hidup gue, baik yang official jadi pacar ataupun unofficial, nggak pernah. Dari pacar pertama gue pas SMP sampai pacar terakhir kedua gue saat SMA, semua baik-baik aja, we still well contacted, saling tegur sapa, tanpa ada canggung. Karena kita ya, menyelesaikan semuanya dengan baik-baik. 

Tapi ini menarik, sangat menarik. 

Ketika memutuskan untuk keluar dari lingkaran itu, gue sangat depresi. Nope. Not because I'm still in love with him. But I really want to bring him out of my life. Dan itu hal yang sangat susah untuk direalisasikan, bahkan mungkin baru bisa akhir-akhir ini, ya Alhamdulillah

Banyak yang nanya, apalagi kami dulu sempat sangat serius. Yang menyayangkan? Banyak. Kenapa, kok putus? Lo selingkuh ya? LDR sucks isn't it? Nope. I don't think LDR sucks. But you need a real partner to get through it. Mungkin kelihatannya seperti gue yang salah. Mungkin kelihatannya seperti gue yang sengaja meninggalkan mantan gue ini di saat dia jauh, memperjuangkan gue di pulau sana. 

Tapi, apa semua orang tau gimana depresinya gue jalani hari-hari itu? Gimana gue bisa ngeyakinin diri gue sendiri bahwa yuk gue bisa ngejalanin ini. Gimana gue sangat berusaha untuk buat diri gue sendiri bisa punya rasa yang sebenernya nggak bisa gue bales? 

Naif. 

Tapi gue gak mampu. Ketika gue akhirnya sadar gue gak bisa jalani hidup gue sama orang yang gak gue mau, yang gak gue sayang. Kata orang jalani aja dulu. Tapi muncul saat dimana ketika gue mencoba jalani, gue gak sanggup. Ini baru LDR, apalagi nanti hidup bersama? Terlalu banyak hal yang gue coba toleransi, tapi nggak bisa. Gue udah mencoba untuk menghilangkan ingatan pengalaman buruk dan mencoba bertahan pada sisi baik. Tapi, nggak. Gue gak mau.

Bukan keputusan yang mudah juga buat gue untuk keluar dari hubungan tersebut lebih dulu, walau sudah gue pikirkan dari beberapa bulan sebelumnya. Gue merasa ini udah nggak bener. Lalu akhirnya gue nekat untuk bilang, bahwa gue udah gak mau. Sebenernya gue mungkin masih bisa, tapi gue ngga mau lebih lama lagi menyiksa diri gue. 

Tapi gini, kalau lo baca ini. Gue cuma mau bilang. Terimakasih sudah pernah datang di hidup gue. Terimakasih sudah banyak memberi pelajaran, bahwa hidup berjalan kadang tidak sesuai rencana. Maaf kalau lo merasa gue jahat dan kurangajar karena sudah pergi lebih dulu. Tapi diantara kita berdua. kita sama-sama berhak untuk bahagia. Dan bahagianya gue adalah dengan tidak lagi bersama lo.

Berbulan-bulan gue menjalani hidup sendiri. Gue bisa lakuin hal yang dulu gak bisa gue lakukan. Have quality time with my friends, explore myself. Hingga pada akhirnya awal tahun 2019, I met someone fascinating accidentally. 

I didn't put any expectation on him, I just met him online. Yes, I met my man online. Then we had great conversations. We met. We watched movie for the first time, and I love talking to him so much. Okay, this what I love about being his girl

1. He always put himself as a good listener, we're about 5 years gap but he never says that I had a paltry problem since I'm still in Uni, he never take any problem as a small problem;
2. He is the most positive person I've ever met. No need any explanation. He got it. Gue jadi belajar untuk lebih sabar dan yang paling penting, gue belajar untuk mencintai diri gue sendiri. Hal yang gak bisa gue lakukan sebelumnya;
3. We have great connectivity in our conversations. This one I think the most crucial thing about having a relationship. Ya lo bayangin aja, ketika lo nanti udah renta mau apa lagi yang bakal lo lakukan dengan pasangan lo? Kalau udah tua, yakin pasangan lo masih bakal tetep punya wajah oke? Kalau udah tua, yakin pasangan lo still good in bed? Karena ketika udah tua, yang lo bisa lakukan dengan pasangan lo ya.. Ngobrol. We talk about everything. Dari hal receh, hal kecil, sampai hal yang sangat serius. Baik kehidupan pribadi, kuliah gue, maupun pekerjaan dia. Ini yang gue rasa penting, untuk menceritakan semua hal kepada pasangan lo. Ketika pasangan gue nggak bisa menjadi partner bercerita yang baik, menurut gue itu sudah jadi warning keras buat gue;
4. He had a brilliant way thinking. I learned like a bunch things from him;
5. I love his jokes. 

Gue sangat tidak memiliki harapan apa-apa ketika pertama kali ketemu dia. It was my very first time met someone that I know virtually. Gue insecure dengan how my look that evening. Tapi gue beruntung. Gue nggak ngerti gue lagi kena undian apa, but having him by my side, is the best thing I ever had this year. 

Dia pun yang mengajarkan gue, bahwa gue harus melupakan perasaaanya, bukan orangnya. Ini gue coba untuk gue terapkan untuk masalah yang gue bahas di awal, about my former boyfriend. Gue, yang sangat depresi dan menyalahkan diri sendiri, akhirnya gue belajar kalau hadirnya mantan pacar gue itu sebagai bahan pelajaran gue, yang tentunya gak akan gue ulangi lagi bersama pasangan gue sekarang. Begitupun pasangan gue sekarang. 

Sekarang pun begitu, gue nggak mau berharap terlalu tinggi dulu, supaya nggak kejadian seperti kemarin-kemarin. Gue masih mau kejar mimpi gue, begitupun dia. But one thing that we strongly sure, that we really make an attempt. 

Hey, if you read this.. I just want to tell you, how lucky I am right now and can't wait to face journey ahead with you. 



Yours Truly,
JAP

Komentar