About The Only One

Percayakah kamu, dengan adanya 'The only one'?

Diakah, takdir hidup yang memang sengaja Tuhan turunkan untukmu? Diakah, seseorang yang tak sengaja datang ke kehidupanmu, tanpa ingin pergi kembali. Atau diakah, sosok pengantar mimpi-mimpi indahmu, yang ternyata mengantarkanmu ke realita itu? Realita indah itu. 

Bahagia, bangga, atau apakah hal yang mampu kau jelaskan pada dirimu sendiri. Ketika kau tahu, kau tak sendiri. Kau tak perlu membangun impian itu hanya dengan kedua tanganmu. Karena kau tahu, realita indah itu, akan menggenggam kedua tanganmu itu, dengan sentuhan lembutnya. 

Ketika ia berada didekatmu, aroma indah itu mengganggu hari-hari burukmu, seakan mengusir pilu di hatimu. Ketika ia berada didekapmu, kau merasakan sensasinya. Kau tak perlu apapun lagi di dunia ini. Karena, kau memiliki anugerah itu. Dan kau akan berjanji pada langit, bahwa kau takkan melepaskan dekapan hangat itu, takkan kau biarkan tangan jahil mampu merebutnya darimu. 

Memang indah, dimabuk kepayang rasanya. Karena kau sangat mengetahui, bahwa ia bukan sosok yang mudah, bukan sosok yang dapat kau rebut perhatiannya. Maka dari itu, tak pernah kau biarkan ia sedetikpun menghilang dari pandanganmu. 

Belaian indahnya, senyumnya yang menawan, tatapan menggoda itu, peluk hangatnya, manisnya hari-hari yang kau lalui. Oh Tuhan, betapa beruntungnya kah dirimu? Disaat berjuta sosok yang memperebutkannya, kaulah yang ia pilih. 

Sejuk. Semoga tetap seperti ini,

Hingga........


Kenyataan membangunkan mu pada realita sesunggunya, mimpi-mimpi indah itu perlahan sirna, entah kemana perginya, sekeras kau menahannya, secepat kau mengejarnya, ia menghilang. 

Realita itu, lagi-lagi. Realita itu membangunkanmu. Realita itu menyadarkanmu, bahwa, kau dan ia bukan kalian yang dulu, bukan sosok yang bisa kau sebut, ketergantunganmu. Dia, telah memutuskan menghilang. Dia, telah memutuskan pergi, pergi dari kotak itu dan mencari kotak yang lebih besar. Ia telah pindah. 

Semua orang berhak bahagia. Semua orang berhak memiliki apa yang ia telah perjuangkan. Mungkin, kau melewatkannya, hingga ia memperjuangkan kotak lain yang lebih besar itu. 

Bagai petir di siang bolong. Pelangimu pergi. Pelangi yang selalu kau tunggu, pelangi yang selalu menentramkan hati dan pikiranmu, kini, berlabuh dalam persinggahan lain.

Ia pelangimu, ia berikan warna di duniamu, ia berikan senyum di harimu, hingga akhirnya kausadari, bahwa iaah hidupmu. Ia bukan sekedar pelangi bagimu, ia langit untukmu. 

Sekejam inikah ia? Merebut semua kehidupanmu, menyimpannya rapat-rapat, lalu menghancurkannya dengan rapi. 


Berbahagialah ia, doakan ia tetap menemukan sang fajar yang tepat untuk menyinarinya. 

Tetaplah pada tangguhmu, bahwa suatu saat, kau akan menemukan 'The Only One' takdir dari semua pembelajaranmu, setidaknya, hingga kau sudah belajar untuk mengikhlaskan.


Because, no one is really yours, is basically your turn. 

Komentar